Tampilkan postingan dengan label SEJARAH DESA SUKAMERINDU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEJARAH DESA SUKAMERINDU. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Juli 2023

TRADISI NUGAL PADI

 Tradisi  'Nugal'




Mengingat sejarah zaman dahulu

Nugal merupakan salahsatu tradisi sebelum membuat kebun dengan cara menanam padi darat, atau padi yang tidak memerlukan perairan, dan hanya mengandalkan air hujan. Maka dari itu, biasanya nugal dilakukan saat memasuki musim penghujan tiba, dan merupakan tradisi gotong-royong masyarakat yang turun temurun.


Tulisan saya ini dengan tema tradisi nugal adalah untuk menjaga atau mengingat bahwa dulu tradisi ini adalah tradisi budaya nenek moyang dalam berkebun. 
Menerangkan bahwa, kegiatan nugal ini merupakan budaya turun menurun sejak zaman dahulu. Anak-anak yang umuran yang lahir tahun 1990an di desa Sukamerindu ini adalah yang terakhir bisa melihat tradisi ini berlangsung. Tradisi yang indah dengan kebersamaan  gotong royong masyarakat dahulu. 

Apa arti nugal 

Yaitu untuk menanam padi di ladang dengan cara membuat lubang kecil dengan batang kayu yang ujungnya telah diruncingkan, dan ditancapkan ke permukaan tanah sebagai tempat benih padi ditanam.

‎ Untuk padi sendiri yang digunakanpun benihnya yang masih berupa padi hasil panen tahun sebelumnya,"

Selanjutnya biasanya para pria membuat lubang dan sedangkan ibu-ibu menaburkan benih dilubang tugal yang sudah dibuat oleh para kaum pria. 

Biasanya sesudah panen padi ini nanti sekitar empat sampai enam bulan, akan dilanjutkan dengan menanam bibit batang karet, untuk dijadikan kebun.


NGICAU DUDOL

Ngicau dudol, Tradisi Gotong Royong Warga Desa Sukamerindu. 






Tradisi "Ngicau dudol" istilah ini dilekatkan dalam aktivitas mengaduk adonan untuk membuat  Dudol  yang dibuat selama lebih dari tujuh jam di atas tungku dengan bara api sedang. Adonannya terdiri dari tepung beras, santan kelapa, gula merah, dan air yang diaduk secara terus-menerus hingga mengental.


Setiap 15 menit, warga akan bergantian mengayun sendok bertangkai kayu sepanjang satu meter sambil berkeliling menyapu bagian pinggir belanga atau kuali besar.

Setelah adonan diaduk mulai mengental atau lebih dari tiga jam, pergantian orang mengayun sendok menjadi lebih cepat. Sebab, adonan sudah mulai berat dan memerlukan tenaga yang lebih besar

Biasanya mulai mengambil alih dengan jarak waktu pergantian mengaduk dari 10 menit hingga lima menit saja.

Menurut warga. mengatakan setelah adonan tidak lengket lagi ditandai dengan bentuknya yang menyatu. Bara api mulai disingkirkan, namun tetap diaduk hingga adonan menjadi dingin. Setelah dingin, secara gotong royong diangkat dan dimasukkan ke dalam nampan . Tradisi ini biasanya di lakukan antak'an acara sedekah pernikahan/perkawinan.

Rabu, 05 Juli 2023

8 Kue Basah Khas Desa Sukamerindu yang Disajikan Saat Lebaran






– Warisan kuliner kue basah khas Kota Palembang telah menjadi tradisi di desa Sukamerindu yang beraneka ragam makanan manis, yang selalu disajikan pada hari besar keagamaan maupun acara adat. 

Saat lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha, ada beberapa makanan berupa kue basah yang dipastikan menghiasi hidangan jamuan warga Desa sukamerindu

Diantaranya, kue lapis legit, kue maksuba, kue delapan jam dan kue engkak ketan serta beberapa kue basah lainnya. 

Untuk mengenal seperti apa kue-kue khas Kota Palembang terkhusus di desa sukamerindu.sudah merangkumnya dari beberapa sumber. Berikut ulasannya : 

1. Bolu Kojo

Kue bolu khas Palembang ini berwarna hijau dengan aroma wangi pandan, rasanya manis legit. Kue satu ini banyak disajikan saat hari lebaran. 

Nama kojo diambil dari bentuk kue yang mirip bunga kamboja berwarna hijau dan cocok disajikan bersama dengan minuman hangat maupun dingin.

2. Maksuba

Kue khas Palembang dengan rasa manis dan legit berwarna kuning dan bergaris garis tidak rata menjadi ciri Maksuba.

Sering dibilang mirip dengan lapis legit, namun berbeda jauh. Dari segi rasa dan cara membuatnya, kedua kue ini sangat berbeda. 

Maksuba merupakan campuran dari mentega , susu kental manis, telur bebek, vanilla essence dan gula. 

Tidak terlalu sulit membuat Maksuba, namun perlu ketelatenan dan kesabaran dalam menuangkan adonan ke loyang sedikit demi sedikit untuk mendapatkan tampilan yang cantik.

Kue ini biasanya banyak dijual menjelang hari raya dengan harga sekitar Rp300.000 per loyangnya

.3. Delapan Jam

Nama Delapan Jam, diberikan dari lama pembuatan kue khas Palembang ini. Dimana proses masaknya membutuhkan waktu 8 jam.

Untuk mendapatkan tingkat kematangan dan warna kue yang sempurna dibutuhkan lebih dari 8 jam. 

Delapan jam juga menjadi sajian wajib pada hari raya dengan dengan rasa gurih dan legit yang lembut.

Bahan dasar untuk pembuatan Delapan Jam hampir mirip dengan Maksuba. Namun pada pengolahannya tidak berlapis melainkan langsung dalam satu adonan penuh yang dikukus sampai 8 jam. Kemudian masuk dalam proses dipanggang untuk mengeringkan airnya.

Setiap loyang besar dihargai berkisar Rp300.000 per Loyang bisa dibeli sekaligus untuk oleh-oleh atau snack saat berlibur di Palembang. 

4. Engkak Ketan

Kue dengan penampilan mirip dengan lapis legit dan maksuba ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu seperti tekstur yang nampak lebih rapi dan padat.

Rasa ketan yang khas berpadu dengan manisnya susu kental manis, dan gula ditambah santan membuat rasa engkak ketan terbilang unik.

Penyajiannya juga biasa tergabung dengan jenis kue basah lainnya yang sering dijadikan jamuan saat hari raya. Harga pasaran perloyang sekitar Rp275.000. 

5. Lapis Legit

Lapis Legit merupakan kue basah khas Palembang dengan bentuk garis-garis rapi dengan tektur yang lebih kering dibanding kue basah lainnya.

Bahan dasar pembuatan juga mirip dengan maksuba, bedanya hanya lapis legit menggunakan campuran tepung terigu. 

Diberi nama Lapis Legit karena pada proses pembuatannya dipanggang per lapis dan memiliki rasa yang dominan legit.

6. MakJoLa 

Kue basah khas Palembang satu ini merupakan perpaduan antara  kue basah Maksuba, Bolu Kojo dan Lapis Legit.

Kombinasi antara ketiga kue basah ini dipadukan sehingga menciptakan rasa yang tebilang unik, kue ini cocok untuk yang mau mencoba tiga kue khas Palembang sekaligus. Untuk harga perloyang dipasaran kota Palembang mulai dari Rp300.000.


7. Dodol Agar

Cemilan manis Dodol Agar, merupakan bagian dari kue basah khas Palembangg. Dodol Agar dijadikan kudapan untuk menyambut tamu dan sering juga muncul di hari raya maupun acara-acara besar.

Kue yang terbuat dari bahan utama agar-agar ini dibuat dengan rasa mirip dodol yang cenderung bertekstur padat dengan cita rasa manis gurih yang lezat.

8. Lapis Kojo

Salah satu kue basah yang legit khas Palembang adalah Lapis Kojo. Berbeda dengan Kue Kojo, pembuatannya mirip dengan Maksuba yakni perlapis.

Lapis Kojo juga banyak disajikan waktu perayaan hari besar seperti idul fitri. Memiliki warna hijau bertekstur lembut. Warna hijau dari daun pandan dan daun suji. Untuk harga yang dipasarkan mulai dari Rp300.000 perloyang.

Kue basah khas Palembang tersebut bisa didapatkan di toko-toko kue atau membuat sendiri dengan resep warisan.(*)  

TARI PAGAR PENGANTIN



Tari Pagar Pengantin merupakan salah satu tarian adat yang berasal dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Umumnya, tarian ini ditampilkan saat acara upacara atau resepsi pernikahan adat untuk menyambut para tamu undangan yang hadir. Tari ini sudah menjadi tradisi di desa sukamerindu ini. 

Sukainah A. Rojak, adalah seorang penari pada tahun 1960-an menciptakan tari pagar pengantin ini. Tari Pagar Pengantin dilakukan oleh pengantin perempuan bersama penari pengiring atau dayang. Tarian ini dibawakan oleh penari berjumlah ganjil. Keunikannya terletak pada penari utama, sang pengantin wanita dan penari dayang berjumlah genap, serta mengelilingi penari utama.

Mempelai Wanita Tari Pagar Pengantin © Foto: Pinterest
Close this ads
info gambar

Bukan sekadar tarian menghibur, ada makna haru perpisahaan di balik gerakannya. Tarian ini mengisyaratkan perpisahan pengantin mempelai wanita kepada keluarga, sanak saudara, dan teman-temannya karena telah dipersunting oleh pengantin pria pilihannya. Tarian ini pertanda siap melepas masa lajang gadis dan bujang sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur.

Mempelai pengantin wanita berdiri dan menari di atas nampan yang disebut dengan dulang agung keemasanDulang diibaratkan sebagai lingkaran rumah tangga yang membatasi ruang gerak dan tingkah laku istri sehingga tak seluas seperti saat masa lajang.

Selepas itu, penari dayang memasangkan hiasan kuku-kuku cantik dengan panjang sekitar 10 cm atau biasa disebut tanggai ke jari-jemari pengantin wanita. Tanggai melambangkan sikap lemah lembut dan keanggunan sang istri. Simbol bahwa kendati gerak-gerik telah dibatasi, tetapi harus tetap terlihat cantik dan mempesona terutama di hadapan suami.

info gambar

Gerakan selanjutnya, pengantin wanita menari bersama penari dayang dan menaburkan beras kunyit yang menjelaskan kesiapan melepas masa lajang dan menapaki bahtera rumah tangga. Menurut adat, apabila seorang gadis telah dipersunting, seyogyanya tak diperkenankan tampil menari lagi di muka umum, kecuali atas izin suamiPengantin pria berada persis di belakang pengantin wanita sebagai manifestasi dari kesiapan suami untuk menjaga, mengawasi, serta melindungi istri. Ia telah siap memegang tanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Sedangkan dua orang pembawa tombak mengharapkan kelak rumah tangga senantiasa terhindar dari malapetaka dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWTDi akhir, sang penari dayang akan mengantarkan pengantin kembali menuju pelaminan. Lalu, penari dayang kembali ke arena pentas dan kembali melakukan gerakan persembahan dengan berjalan menjinjit seraya membawa nampan serta melakukan gerakan elang terbang ke luar arena pentas. 

Kamis, 18 Mei 2023

TRADISI PANGGILAN LEBARAN

Tradisi panggilan saat hari raya / lebaran adalah sebuah tradisi kebudayaan desa sukamerindu di kecamatan Lubai kabupaten muara enim  provinsi Sumatera Selatan. Tradisi ini dilaksanakan di hari pertama lebaran selepas melaksanakan sholat id hari raya, baik hari raya idul fitri maupun hari raya idul adha ... Tradisi panggilan lebaran ini adalah tradisi  masyarakat yang sudah lama di lestarikan oleh para tetua kakek nenek dahulu.yang merupakan perkumpulan beberapa orang bertetangga dekat atau yang rumahnya berdekatan satu sama lain . 1 rumah biasanya di wakili tuan rumahnya  1 orang lelaki atau beberapa orang lelaki untuk melakukan  kunjungan /silahturahmi bersama-sama dgn yang lain atau tetangga2nya ke setiap rumah-rumah tetangganya yang ikut panggilan lebaran . Isi dari tradisi panggilan lebaran ini adalah :

1. Bersalam-salaman kepada sanak tuan rumah .
2. Niatan menjalin silahturahmi kepada tuan rumah /tetangga.
3. Mengirimkan fatihah khusus kepada keluarga tuan rumah. 
4. Menyampaikan hajat/ niat tuan rumah jika ada. 
5. terkadang ditambah dengan membaca surat yasin. 
6.selanjutnya membacakan doa. 
7 dan terakhir Mencicipi hidangan yang di sediakan tuan rumah tersebut.
Seterusnya di lakukan seperti itu di setiap rumah yang mengikuti panggilan lebaran tadi.








Jumat, 24 Maret 2023

TRADISI BEHANTAT BEHAS




Sebuah tradisi di Rambang Lubai kabupaten Muara Enim yg tetap lestari terutama di desa sukamerindu sampai mak ini ahi..yaitu tradisi "BEHANTAT BEHAS"  

Tradisi behantat behas yang merupakan tradisi yang  sudah sejak  lama dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat yang berasal dari turun temurun. Ketika ada Hajatan atau sedekah baik pernikahan, kematian, selamatan, dll. 

Tradisi ini bertujuan untuk membantu pihak yang sedang mengadakan acara hajatan/sedekahan dengan membawah bahan-bahan makanan . Orang yang behantat behas biasanya membawah sebuah wadah pasu yang yang di bungkus kain di isi behas, gandum, mihun, minyak goreng dll. Ketika pulang pasu itu di ambil kembali yang biasanya suka di isi balasan dari pihak yang bersedekah dengan kue bolu, kue lapis, kerupuk, mie instan, lauk makan dll. 



Selasa, 21 Maret 2023

TRADISI BEDIKER / TERBANGAN



Bediker / terbangan adalah tradisi adat  pernikahan desa kita suka merindu dan sekitarnya yang merupakan tradisi yang ditugaskan  menyanyi atau melantunkan lagu sambil memukul rebana bersama-sama mengiringi  penganten. Yang bertujuan arak-arak-an / atau pawai untuk memberi tahu kepada masyarakat sekitar bahwa telah berlangsungnya pernikahan di daerah tersebut.

TRADISI NINGKU'AN

 


Tradisi “Ningku’an” atau Perkenalan Bujang Gadis Yang Mulai Pudar di Wilayah Sumsel

Banyak tradisi dan budaya di Indonesia yang kini mulai hilang seiring pesatnya perkembangan zaman.

Salah satunya adalah tradisi perkenalan bujang gadis yang telah membudaya di wilayah Sumatera Selatan yakni disebut dengan "Ningku’an".

Ningkuan sendiri adalah tradisi yang sangat terkenal pada era tahun 1970-1980 an. Ningkuan merupakan sebuah tradisi pertemuan muda mudi pada malam menjelang acara resepsi pernikahan.

Saat acara ningkuan digelar, terdapat sekelompok pemuda berhadapan dengan sekelompok pemudi, lalu ada moderator yang memandu acara.

Sambil mengisi waktu, beredar selendang yang di iringi alunan musik dan lagu-lagu lainnya.

Pada saat alunan musik tersebut dimatikan oleh moderator lalu terdapatlah muda mudi yang memegang selendang terkena hukuman.

Hukuman tersebut, ada yang memecahkan balon, ada juga yang kena hukuman perkenalan satu sama lain, serta ada juga hukuman berjoget berpasangan.

Disinilah letak perkenalan antara Bujang dan Gadis, hingga sampai ke jenjang pernikahan. Karena yang hadir pada acara ningkuan bukan dari desa itu saja ada juga dari desa tetangga yang hadir atau yang diundang muda/i nya.

Tradisi ini sendiri terkadang masih dapat kita temui dibeberapa daerah saja , kebanyakan tradisi ini sudah di tinggalkan / sudah mulai tenggelam oleh perputaran zaman di era di gital ini.

Jadi acara Ningku’an ini adalah suatu acara pertemuan antara Bujang dan Gadis.

Acara kebudayaan masyarakat Sumatera Selatan tempo dulu. 
Pada saat acara dimulai, Bujang dan Gadis membawa selendang yang akan dikalungkan satu sama lainnya.

Disaat acara berlangsung dipandu dengan moderator musik dan juga hakim, lalu selendang terus dikelilingkan sehingga moderator menghentikan musiknya. Pada saat itulah Pemuda dan Pemudi yang membawa selendang sebagai terkena hukuman dan maju menghadap ke hakim.

"Sebagai hukumannya, mereka ini ada yang belum kenal lalu berkenalan, bisa juga memecahkan balon, ada juga hukumannya bernyanyi, berpantun hingga berjoget. Acara Ningku’an ini sangat sederhana, acara ini juga tentunya terhindar dari minuman keras dan narkoba, karena acaranya bukan seperti acara organ tunggal.

Inilah budaya dan tradisi Desa Suka merindu yang sudah di tinggalkan. kita bisa merasakan suasana desa kita tempo dulu dengan membahas/ mengenang ceritanya kembali mengenai hal-hal kegiatan-kegiatan pada zaman dahulu di desa ini.


Senin, 20 Maret 2023

ASAL USUL NAMA DESA SUKAMERINDU



Desa Sukamerindu adalah desa yang terletak di kecamatan Lubai dengan berbatasan sebelah Barat kota madya Prabumulih ( Desa Jungai) , sebelah Timur berbatasan dengan Desa Air Asam, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Negeri Agung , sedangkan Selatan berbatasan dengan kabupaten Ogan Ilir ( Desa Tanjung Miring). 


Sumber mata pencarian utamanya / mayoritas di desa sukamerindu adalah Petani karet dengan jumlah penduduk 3.269 Jiwa ( 1.567 Laki-laki, 1.702 Perempuan) dengan kepala keluarga 802 kepala yang mayoritas penduduknya suku rambang dan para pendatang baik yang bekerja sebagai buruh tani, maupun pekerjaan lainnya dan sebagainya. Desa sukamerindu walau secara kulturnya suku rambang tetapi secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah kecamatan lubai oleh pemerintahan melakukan pemekaran wilayah atau pembentukan daerah otonomi baru. 


Konon cerita dari para tetua dulu, asal mula berdirinya desa sukamerindu adalah bermula dari seorang petani dari suku rambang yang berkebun di dataran pinggir sungai siamang yang menetap lama di kebun dengan membawa keluarganya. Dan di ikuti oleh saudara kandungnya dengan membawah keluarganya juga. Mereka  bersaudara kandung ini tidak pernah berpindah-pindah lagi sampai  kebunnya menghasilkan hingga sampailah ke anak-cucunya menikah dan berkeluarga yang juga ikut menetap disana. Dan terbentuklah talang yang diisi beberapa panggung disana yang berisi beberapa keluarga. Seiring berjalannya waktu banyak yang berkebun di dataran pinggir siamang   mengikuti jejak  adik beradik kandung tadi tapi tidak menetap di sana hanya generasi selanjutnya yang mengikuti jejak mereka tadi yang tinggal menetap di dataran pinggir siamang dengan membuat sebuah talang lagi di kebunnya yang di isi beberapa keluarga . Dan seterusnya terbuatlah sebuah talang-talang kecil oleh orang-orang  yang berkebun di sana. semakin lama Jalan raya aspal prabumulih ke baturaja masuk melewati talang-talang ini dan membuat semakin banyak yang tinggal di dataran siamang ini ada yang memang mempunyai lahan perkebunan ada juga yang di sana jadi buruh di perkebunan. Pendatang baru terus bertambah dari desa-desa lain dari karangan, talang batu, tanjung miring,ae rambang dll. Dan keturunan adik beradik tadi pun semakin bertambah berlipat-lipat di sepanjang masa dan menjadi penghuni paling terbesar di desa ini. akhirnya talang-talang ini sudah seperti sebuah perkampungan hingga di usulah agar tempat ini di dirikan sebuah desa tersendiri, demi mempercepat pembangunan talang-talang ini untuk mendapat perhatian dari pemerintah pusat. 


Nama Desa ini: Sukamerindu ( Berasal dari gabungan kata Suka dan Rindu. Nama desa ini tempo dulu sebelum diganti nama Sukamerindu yaitu Sukarindu yang di artikan penduduk yang sukamerindukan/ mudah merindukan atau Mudah sayang ) . Dulu masyarakat yang berdiam di desa ini terasa kesulitan berkunjung pulang atau sekedar melepas rindu ke kampung asalnya di tanjung rambang (tanjung dan jungai)  / dusun Gegelang nama desa tempo dulu,karna banyak gawi mengurus kebun hingga sampai menetap lama didataran sungai siamang itu. nama desa sukamerindu ini berasal dari sifat karakteritis orang-orang yang tinggal di dataran sungai siamang yang kalau mereka datang ke kampung asalnya suka di juluki uhang sukarindu . keluarga di dusun asalnya melihat kalau mereka berkunjung seperti sudah sangat merindukan lama pulang namun karena caka penghidupan mereka merantau kehutan untuk bertahan hidup dengan berkebun banyak-banyak disana hingga mengharuskan mereka menetap lama karna harus selalu mengurus kebun yang banyak itu, sampai-sampai keanak cucunya juga ikut mengurus dan tinggal disana.Merekapun harus merelakan kehilangan waktu berkumpul dengan keluarga besarnya demi bertahan hidup untuk masa depan mereka dan anak cucunya. 



Minggu, 19 Maret 2023

TRADISI TARI PEMBAURAN ATAU PEWARANGAN



Tradisi Tari Pembauran atau Pewarangan ini adalah tradisi masyarakat marga rambang tempo dulu hingga sampai sekarang masih dilestarikan.

Desa sukamerindu  adalah bagian dari marga rambang sehingga tradisi inipun melekat pada desa sukamerindu. 

Tradisi Tari pembauran ini merupakan ritual khusus untuk menyatukan keluarga besar kedua mempelai. Selain Itu, tarian juga dipertunjukkan sebagai bentuk Penyambutan kepada seluruh tamu undangan yang datang pada Resepsi penikahan tersebut.


Kekhasan tari ini ialah kedua pengantin berdiri ditengah lingkaran dan dikelilingi oleh keluarga besar mempelai laki laki dan perempuan. Diiringi alunan musik, kedua keluarga disatukan dengan menari bersama mengelilingi pengantin yang ada di tengah lingkaran.

Di desa sukamerindu Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu Ribu lah ribu dan di tahun 2000an ada lagu terbaru yg biasa mengiringi tari pembauran yaitu Cari cari yang dahulu berjudul Sikumbang Tjari, 

TRADISI LELANG AYAM PANGGANG



Pada awal  masa orde baru Lelang panggang ayam muncul dan menjadi tradisi hampir selalu ada didalam acara pesta pernikahan.Begitupun di desa kita tercinta desa Sukamerindu ikut juga mengadakan lelang ayam panggang dalam acara pesta pernikahan . 

Lelang panggang ayam merupakan suatu kebudayaan yang terdapat dalam acara pesta pernikahan yang mana dalam acara ini tuan rumah atau yang mengadakan acara telah mempersiapkan bingkisan yang didalamnya terdapat satu ekor utuh ayam yang sudah di panggang terkadang ada penambahan telur yang sudah direbus, minuman dan sebagainya untuk dilelang kepada tamu undangan.


 ketika acara Lelang ini berlangsung maka akan adanya penawaran langsung, persaingan harga (lelang) yang terjadi antara para tamu undangan yang ingin membeli panggang ayam tersebut dan penawaran yang tertinggilah yang dapat membeli panggang ayam yang telah disediakan oleh tuan rumah. 

Pelaksanaan lelang panggang ayam dilangsungkan pada saat puncak acara hiburan yaitu ketika pemain musik istirahat makan. Lelang ini pun tidak hanyak diikuti oleh para tamu undangan tetapi juga dihadiri oleh masyarakat desa setempat dan masyarakat dari desa lainya juga. Dalam proses acara ini biasanya di pimpin oleh pembawa acara atau panitia yang merupakan perwakian dari tuan rumah. Pembawa acara dan Panitia bertugas mengatur jalannya acara lelang ini sampai selesainya proses lelang. Biasanya pada saat Lelang Panggang Ayam berlangsung, para tamu undangan akan berlomba-lomba untuk mengajukan penawaran dan membeli ayam lelang tersebut dengan harga tertinggi. Para undangan yang berhasil memenangkan penawaran dengan harga tertinggi dalam Lelang Panggang Ayam,maka akan diberikan hadiah berupa sebuah kesempatan oleh tuan rumah untuk bernyanyi diatas panggung terlebih dahulu sebagai ucapan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam acara lelang.

 Biasanya dalam acara Lelang Panggang Ayam akan terjadi suatu timbal balik yang mana orang yang membeli lelang kepada tuan rumah saat itu maka pada saat dia mengadakan acara maka akan mendapat balasan yang sama yaitu yang menjadi tuan rumah pemilik acara lelang terdahulu akan membeli Lelang Panggang Ayam sebagai bentuk balasan. Hal tersebut sudah merupakan kewajiban untuk membalas ketika ada orang yang memenangkan lelang yang kita adakan, itu lebih seperti suatu bentuk gotong royong untuk membantu orang yang mempunyai hajat.


Dahulu acara pesta pernikahan Lelang Panggang Ayam hampir menjadi acara yang pasti ada. Dalam setiap sesi pelelangan masyarakat yang juga sebagai tamu undangan sangat antusias

dalam mengikuti acara Lelang Panggang Ayam. hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya peminat yang melakukan tawar menawar harga Lelang Panggang Ayam yang telah disediakan oleh tuan rumah pemilik acara. 

Biasanya disetiap acara pernikahan akan ada acara Lelang Panggang Ayam ini di dalam pesta pernikahanya dan dengan jumlah yang tidak sedikit yaitu berkisar kurang lebih 30 kotak yang berisi dengan ayam satu ekor yang sudah dipanggang, kerupuk dan minum. Antusias masyarakat terhadap sebuah pelelangan itu dapat dilihat dengan banyaknya penawaran disaat acara lelang berlangsung. 

Sistem yang digunakan dalam acara Lelang Panggang Ayam ini dengan menggunakan sistem lelang, dimana masyarakat berhak mengajukan penawaranya masing dan pemenangnya akan dilihat dari penawaran tertinggi dalam waktu tertentu. 

Namun di masa sekarang tradisi lelang ayam panggang ini sudah jarang di temui dalam pesta pernikahan. Mungkin karna perubahan jaman dan ekonomi sekarang yang tidak stabil sehingga begitu sulit untuk melaksanakan kegiatan acara tersebut

Sabtu, 18 Maret 2023

SEJARAH ISLAM DI DESA SUKAMERINDU

 





Sejarah Islam di desa sukamerindu tidak lepas dari sikap nasionalis masyarakat waktu itu... Sikap nasionalis dan agama itu seperti satu kesatuan. Dengan semangat nasionalis dan semangat belajar agama Islam mereka bangkit dan bersemangat untuk mempertahankan diri dari cengkraman para penjajah yang telah membuat rakyat menderita dan di ambil haknya ..baik itu ekonomi, sosial , keagamaan dll.

Pada masa itu ada sebuah organisasi keagamaan yang di bentuk untuk memperjuangkan hak-hak rakyat pribumi .  Selain dari memberikan pendidikan sosial, budaya, tata cara beribadah dll.organisasi ini memberi semangat  rakyat pribumi untuk bersatu menghapuskan penjajahan yang telah membuat rakyat waktu itu tersiksa dan menderita ...

Organisasi tersebut adalah Nahdatul Ulama yang di dirikan oleh Ulama yang tinggal di Jawa dimana disini adalah menjadi wadah para Ulama ustadz kyai dll di berbagai penjuru untuk menggabungkan diri dan menyebarkan ajaran Islam kemasyarakat, berjuang dan berjihad bersama untuk kebebasan dari para penjajah di masa itu. Saat itu dunia pesantren dan para Ulama  menyatukan diri  untuk mempersatukan perjuangan melawan penjajahan dan perjuangan aqidah Islam . Dari sinilah Islam di sebarkan ke berbagai penjuru wilayah Indonesia. Dan akhirnya perjuangan ini menjadi kenyataan dan kekuatan bagi rakyat pribumi.semua ini tidak lepas dari perjuangan para penegak organisasi keagamaan ini dan rakyat yang di didik oleh pesantren waktu itu.. Dengan kegigihan mereka .. Mereka berjuang mati-matian melawan penjajah bersama rakyat .selain organisasi ini berdiri memang sudah ada organisasi keagamaan Islam sebelum-sebelumnya. Memang para Ulama dulu terus berjuang supaya negara ini bebas dari penjajahan dan terus mendirikan kekuatan super power yang mungkin bisa mengalahkan ketidak adilan penjajah dengan mendirikan kumpulan-kumpulan,Dakwah-dakwah, tradisi -tradisi islam , dan organisasi-organisasi tersebut.

Organisasi Nahdatul Ulama adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Organisasi ini lahir pada tanggal 31 Januari 1926 dan kemudian bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Kehadiran Nahdatul Ulama atau di singkat NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya.

Yakni dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Paham Keagamaan

Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis).

Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.

Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi.

Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali.

Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Di antara ciri-ciri ahlu sunnah wal jama'ah 

yang pertama adalah secara teologis meyakini bahwa Allah tidak menyerupai segala sesuatu, ada tanpa tempat dan arah, Mahasuci dari bentuk dan ukuran, dan tidak dapat dibayangkan.

Terkait sejumlah ayat tentang tuhan di Al-Qur'an atau yang biasa disebut ayat mutasyabbihat (maknanya masih samar), Aswaja memakai metode tafwidl atau takwil. Ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan dan dipahami secara tekstual, melainkan harus ditafsiri dengan metode-metode tersebut.

Ciri yang kedua meyakini bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Ketiga tidak mengafirkan seorang muslim dengan sebab dosa besar yang ia lakukan selama ia tidak menghalalkannya (meyakini kehalalannya).

Sementara yang keempat, adalah meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Kelima, Mengagungkan ahlul bait( keturunan nabi) dan para sahabat Nabi secara keseluruhan, lebih-lebih khulafaur Rasyidin. Banyak dzikir dan bersholawat kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW,Kemudian ciri yang terakhir meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diridhai Allah.

Ahlussunnah wal Jama’ah adalah golongan yang senantiasa berpedoman pada ajaran Rasulullah dan para sahabat, ahlul bait dan selalu menjadi kelompok mayoritas di setiap masa dan di seluruh dunia. 

Tradisi Amaliyah desa sukamerindu / aswaja / NU


1. Tahlilan

Tahlilan  merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara berjamaah, walaupun juga bisa dilakukan sendirian. Tahlilan sendiri berisi pembacaan dzikir, tasbih, ayat Quran tahlil, tahmid dan lain sebagainya. Biasanya acara ini diselenggarakan dalam berbagai momentum . Yang paling banyak adalah ketika mendoakan seseorang yang sudah meninggal. Biasanya dilakukan pada malam hari pertama sampai malam ke-40 berlanjut terus hari ke 100,1000 dan haul tiap tahunnya. Ada juga yang dilakukan secara rutinan di masyarakat setiap malam jumat.

2. Ziarah Kubur

budaya ziarah kubur. Membersihkan makam,kirim fatihah,yasin .Mendatangi makam para auliya, ulama atau leluhur /keluarga sembari membaca berbagai doa disana.

3. Marhabah /aqiqah

Saat marhabah /aqiqah dan pemberian nama anak yang baru lahir, orangtua biasa membopongnya ke luar kamar untuk disaksikan di hadapan para tamu undangan yang membaca Marhabah. Tradisi ini pada dasarnya mengikuti praktek para sahabat yang buru-buru membawa anak bayinya pasca kelahiran ke hadapan Rasulullah saw.

Sahabat Nabi bernama Abu Thalhah sewaktu dikaruniai seorang putra, beliau segera bergegas membawa bayinya itu kepada Rasulullah saw. Bayi itu diletakkan di pangkuan Rasulullah dan beliau pun menerimanya seraya meminta Abu Thalhah agar diambilkan sebiji kurma.

Kurma itu dikunyah Rasulullah sampai benar-benar halus, kemudian baru diluluhkan (tahnik) ke mulut bayi yang kelihatan tolah-toleh menginginkan asupan makanan. Oleh Rasulullah bayi itu diberi nama Abdullah.

4. Istighotsah

Istighotsah memiliki arti memohon pertolongan kepada Allah SWT. Oleh masyarakat biasanya dilaksanakan bersama-sama dalam satu majlis.

5. Qunut

Cobalah anda shalat subuh disuatu tempat. Bila jamaah dalam tempat tersebut membaca doa qunut dapat dipastikan itu adalah aswaja. Namun sebenarnya Qunut itu dibagi menjadi 3:

Qunut Shubuh: Imam Syafii menyatakan bahwa qunut subuh dibaca berdasarkan hadits dari Anas bin Malik.

Qunut Nazilah: Qunut ini dibaca warga ketika sedang menghadapi kesudahan baik wabah penyakit, tantangan, bencana dan lain sebagainya.

Quntut Witir : Qunut ini baca pada rakaat terakhir dalam shalat witir pada malam ke 16-30 pada bulan Romadhon.

6. Talqin Mayit

Talqin mayit adalah tradisi amaliyah aswaja disaat ada saudaranya yang meninggal dunia.Talqin berasal dari Bahasa Arab yang artinya memahamkan atau mengingatkan. Talqin biasnya dibacakan dalam bahasa arab tapi sering juga dibacakan dalam Bahasa daerah setempat

Adapun tatacaranya orang yang menalqin berposisis duduk dihadapan kepala mayit. Sedangkan para hadirin hendaknya berdiri, lalu salah seorang yang biasanya menjadi pemua agama mulai membacakan talqin bagi si mayit.

7. Adzan 2 Kali dalam Shalat Jumat

Setiap menjelang sholat Jumat dimasjid-masjid, ada seorang laki-laki yang berdiri sambil memegang tongkat. Setelah membacakan hadits Nabi yang berisi anjuran kepada para Jama’ah dan kemudian dilakukan adzan yang kedua kalinya.
Praktek semcam ini meniru pada zaman Sahabat Utsman dan praktik semacam ini sama dengan yang dipraktikan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.


8. Walimatul khitan

 adalah perayaan atau pesta untuk anak laki-laki yang dikhitan sebagai bentuk rasa syukur atau penghibur agar tidak terlalu merasakan sakit. Biasanya, walimatul khitan disebut dengan pesta khitan atau sunatan.


9.
Yasinan

 adalah kegiatan membaca Surat Yasin baik dilakukan sendirian maupun secara berjamaah.

10.Memperingati 1 Muharram (Tahun Baru Hijriyah)


1 muharram ialah awal di bulan tahun hijriyah. Pada bulan muharram masyarakat disunnahkan untuk melakukan puasa, dan bahkan puasa pada bulan muharram ini yang sangat utama setelah puasa di bulan ramadan. Rasulluah SAW telah menganjurkan kaum muslimin guna melakukan puasa yang sebanyak banyaknya di bulan muharram.

11. Memperingati 10 Muharram (Hari Asyura)


Pada tanggal 10 di bulan muharram ini adalah hari assyura yang penuh sejarah. Di hari inilah zaman jahiliyah dari bangsa arab telah memuliahkan serta memasang kiswah ka’bah. Pada saat nabi muhammd saw telah sampai di madinah beliau bertemu orang yahudi berpuasa di hari ini, sehingga beliau bertanya :
“kenapa engkau berpuasa? Kemudian ia menjawab: “sebab allah sudah menyelamatkan musa terhadap firaun di hari ini, kemudian nabi musa puasa untuk tanda syukur pada allah kemudian kami juga berpuasa”.
Lalu nabi bersabda : “kami lebih berhak dalam mengikuti musa pada kalian” sehingga beliau puasa dan berperintah guna berpusa di hari syura.

12. Maulid Nabi


Untuk menunjukan kecintaannya pada Nabi Muhammad SAW, paling tidak pada bulan kelahiran Nabi yaitu bulan Robiul Awwal banyak sekali kegiatan bernuansa keagamaan dalam berbagai bentuk. Ada Maulid Diba’, Barzanji, pengajian dan lain sebagainya dalam rangka merayakan Maulid Nabi.

12 rabiul awal ini adalah hari peringatan dari lahirnya nabi Muhammad serta wafatnya nabi. Sejunlah para ulama dari ahli sejarah menyatakan bahwa meninggalnya beliau di hari senin pada tanggal 12 rabiul awal di tahun 11 Hijriyah dengan usia 63 tahun lebih 4 hari.

13. Memperingati 27 Rajab (Hari Besar Isra’mi’raj)


Di tanggal 27 rajab ini diperingati sebuah peristiwa dari perjalanan nabi Muhammad yakni dari masjidil haram ke masjidil aqsa. Peristiwa tersebut kenaikkannya nabi yakni dari masjidil aqso ke sidratul muntaha guna menerima tugas. Dari kedua peristiwa inilah maka diambil hikmahnya dengan perintah sholat 5 waktu dalam 1 hari 1 malam yakni isya, subuh, dzhur, ashar serta maghrib.

14. Ruwahan

Menghadapi datangnya bulan suci ramadhan, biasanya masyarakat gelar ruwahan dan nyadran. Tradisi yang menggabungkan konsep kepercayaan adat dengan ajaran agama Islam. Ruwahan merupakan tradisi untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Sedangkan nyadran adalah rangkaian budayanya, mulai dari pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri yang di laksanakan di salah satu tempat ada yang di tempatkan di masjid, mushola atau rumah Kepala sukuh. Bagi warga yang beragama islam dengan membaca surat Yasin atau tahlil saat berdoa di makam leluhur dan di saat genduri bersama.

Kebudayaan ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat 

15.1 Ramadhan (Awal Dibulan Puasa)


Pada tanggal 1 ramadhan ini merupakan tanggal di awal bulan ramadhan. Seperti dalam surah al-baqoroh di ayat 185, yang berarti :
“sejumlah hari telah diturunkan yakni bulan ramadhan, maka bulan didalamnya diturunkan al-quran menjadi petunjuk umat manusia serta penjelasan tentang petunjuk ini serta pembeda diantara hak dan batil. Sebab itu, barangsiapa yang hadir di bulan ini maka hendaklah ia akan berpuasa di bulan ini” (QS al-baqoroh:185)

16. 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an)


17 ramadhan ialah hari dimana peringatan turunnya sebuah firman Allah pada nabi Muhammad melalui malaikat jibril. Lalu firman ini dihimpun pada sebuah kitab al-quran. Kejadian ini disampaikan allah sebagai “malam lailatul qadar”.

17. 1 Syawal (Hari Raya Idul Fitri)


Hari ini adalah kemenangan umat agama islam sesudah menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan.

18. 9 Dzulhijjah (Hari Wukuf)


9 dzulhijjah ialah tanggal umat islam yang sedang haji melakukan wukuf pada arafah. Sementara umat islam yang tak menunaikan ibadah haji sunnah melakukan puasa arafah.

19. 10 Dzulhijjah (Hari Raya Qurban)


Di tanggal inilah umat islam akan menjalankan hari raya idul adha. Yakni hari lebarannya haji. Hal ini adalah gambaran bahwa hanya menempuh penderitaan serta pengorbananlah orang sampai dengan cita yang mulia dan luhur.

20. 11-13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)


Di tanggal inilah umat islam haram melakukan puasa. Sebab disini termasuk hari raya bersambung dengan hari raya qurban.

21. Tradisi mengeraskan suara dzikir dan doa setelah sholat fardlu

Sudah menjadi tradisi masyarakat desa sukamerindu mengeraskan suara dzikir dan doa setelah Sholat Fardlu. Dzikir secara individual dan berjamaah dengan mengeraskan suara bertujuan untuk meningkatkan semangat berdzikir kepada Allah SWT dan khusyuk dalam berdoa

22. Melafalkan / mengucapkan niat usholli ketika ingin memulai sholat / menjelang takbiratuh ihram

Niat merupakan inti dari setiap pekerjaan. Sebab, baik tidaknya pekerjaan itu tergantung pada niatnya.  



Jadi ajaran Islam di desa sukamerindu mengikuti ajaran islam yang resmi di Indonesia dari islamnya para pejuang kemerdekaan negara Indonesia Raya tercinta ini. Yaitu para pahlawan bangsa ,para ulama dan santri serta pengikut mereka. 


SEJARAH KERETA API DI SUMATERA SELATAN

 


Karena Desa Sukamerindu termasuk wilayah yang di masuki kereta api. maka mari kita ketahui sejarah asal mula kereta api yang melewati desa kita agar kita mengetahui kondisi desa kita waktu itu. 


Sekitar tahun 1911, setelah ribuan transmigran yang didatangkan Pemerintah Hindia Belanda dari berbagai daerah di Pulau Jawa ke Lampung pada 1905 berhasil membangun perkebunan kaitsyuk, tembakau, kopi, karet, kelapa dalam, dan kelapa sawit, Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia menganggap sarana angkutan hasil-hasil bumi dari Sumatera Selatan ke Pulau Jawa yang sangat mengandalkan pelayaran laut terlalu banyak memakan biaya dan waktu.


Persoalan makin bertambah ketika kapal-kapal besar untuk mengangkut hasil-hasil bu



mi sulit masuk pelabuhan perdagangan di Palembang, Krui, dan Menggala, di samping muatannya pun sangat terbatas. Maka, diputuskan mengurangi biaya transportasi dan mempercepat waktu dengan membangun rel kereta api (KA) dari Palembang ke Tanjungkarang.


Sebetulnya gagasan membangun rel KA ini muncul pada dekade 1870-an, setelah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele meresmikan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di Desa Kemijen pada 17 Juni 1864. Sebelum jaringan KA pertama yang dibangun Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM), cikal bakal PT Kereta Api (PT KA), ini selesai, para ahli kereta api yang didatangkan dari Belanda disebar untuk meneliti di Pulau Sumatera guna melihat kemungkinan membangun jalan KA.


Setelah penelitian itu, ditambah sukses pengoperasian perdana jalan KA antara Kemijen dan Tanggung, yang kemudian pada 10 Februari 1870 dapat menghubungkan Kota Semarang–Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor membangun jalan KA didaerah lainnya. Rel KA pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), kemudian Sumatera Selatan (1911).


Tahun 1911, pembangunan rel KA dimulai Pemerintah Hindia Belanda dengan mengerahkan ribuan orang serentak di Palembang dan di Tanjungkarang. Mereka membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk dudukan rel KA, melintasi kawasan yang bukan permukiman penduduk. Semua dilakukan di bawah pengawasan ketat kolonialisme Belanda yang kejam.


Tragedi kemanusiaan yang merenggut ribuan nyawa saat pembangunan jaringan rel KA antara Kemijen dan Tanggung di Pulau Jawa, terulang di Pulau Sumatera. Semua pekerja bekerja di bawah tekanan dan tidak bisa melakukan perlawanan. Tenaga manusia dipaksa memasang batang-batang rel KA selebar 1.435 mm dan bantalan dari kayu dengan panjang sekitar 411 km.


Rel KA antara Tanjungkarang dan Palembang, melintasi hutan, perkebunan karet, perkebunan sawit, dan rawa-rawa. Jalur KA ini berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa, di mana rel KA dibangun melintasi perkampungan-perkampungan. Penyebabnya, rel KA di Pulau Jawa disiapkan untuk angkutan manusia, sedangkan rel KA Tanjungkarang–Palembang disiapkan Belanda untuk mengangkut hasil bumi, hasil hutan, dan perkebunan dari negeri jajahan di Sumatera.


Pembangunan KA di Sumatera pertama kalinya ditujukan untuk angkutan barang, terutama hasil tambang dan hasil hutan. Seperti disebutkan dalam buku Sejarah Perkeretaapian di Indonesia, penelitian dan persiapan pembangunan kereta api di Sumatera sudah dimulai sejak 1875.


Pengadaan kereta api di jalur Sumatera waktu itu adalah untuk mengangkut hasil tambang di batu bara di Ombilin, Sawahlunto, ke pelabuhan di Teluk Bayur, Sumatera Barat. Pembangunan dari Sawahlunto ke Teluk Bayur selesai pada 1984 dan sejak itu pula kereta api dibuka untuk umum. Perlahan-lahan, pembangunan jaringan kereta di Sumatera meluas. Hanya, tidak seperti di Jawa yang setiap rel lintasan terhubung menjadi satu, di Sumatera terputus-putus. Jalur kereta di Aceh berdiri sendiri, Sumatera Barat berdiri sendiri, demikian juga dengan lintasan di Sumatera Selatan dan Lampung.



Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur rel ini mulai dilalui kereta, 3 Agustus 1914. Pada waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel dari Kertapati, menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Sampai 1914, jalur rel lintas Kertapati hingga Prabumulih mencapai jarak 78 kilometer.


Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. kemudian dikembangkan juga jalur ke Lahat. Di Kota Lahat ada sebuah bengkel besar kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. Jalur-jalur yang terputus di Sumatera Selatan ini perlahan akhirnya bertemu.


Kini, panjang seluruh jalur rel yang dikelola PT Kereta Api Divisi Regional III Sumsel mencapai lebih dari 600 kilometer dengan 224 jembatan. Data di PT KA Divre III, jalur antara Tanjung Enim dan Tarahan panjangnya 411 kilometer.


Kecepatan maksimum kereta untuk jalur ini adalah 90 kilometer per jam meskipun dengan kondisi rel dan kereta tidak memungkinkan mencapai kecepatan maksimal.


Sementara jalur Kertapati–Prabumulih mempunyai panjang 77,8 kilometer, Muaraenim–Lahat sepanjang 38,3 kilometer, dan Lahat-Lubuk Linggau sepanjang 117 kilometer. Sebagian besar masih memakai rel kecil tipe R25 dan R33, sedangkan 20 kilometer sudah menggunakan rel R41. Panjang rel dengan tipe R25 sekitar 70 kilometer


MAKNA ARTI DESA-DESA DI KECAMATAN LUBAI

 

Sumber = Amrullah ibrahim Lubai. 


Beberapa tahun yang lalu, penulis sempat menanyakan makna nama-nama Desa di Lubai. Dari hasil wawan cara dengan orang-orang tua, ternyata mereka tidak dapat memberikan arti nama-nama desa Lubai secara akurat. Tulisan ini hanya sekedar upaya memberikan ulasan dari makna nama-nama desa kita di Lubai.

Desa Tanjung Kemala

Berdasarkan hasil penelitian, pada jaman dahulu terdapat wilayah tanah menjorok ke sungai Lubai yang dijadikan tempat pangkalan mandi. Kemala adalah batu yang indah dan bercahaya berasal dari binatang, banyak khasiatnya dan mengandung kesaktian. Kemala dapat diartinya Mahkota Raja atau Ratu. Tanjung Kemala dapat di artikan mahkotanya desa-desa di sepanjang sungai Lubai dan merupakan desa tua di wilayah Lubai, keberadaan sudah ada sejak Hindia Belanda.

Desa Gunung Raja

Berdasarkan hasil penelitian, pada jaman dahulu terdapat wilayah di desa Gunung Raja, tidak terdapat sebuah gunungpun dan tidak ada seorang rajapun, maka penamaan desa tersebut merupakan tempat yang dianggap terhormat pada zaman pemerintahan sistem marga di Lubai.

Desa Jiwa Baru 

Berdasarkan hasil penelitian, Nama desa Jiwa Baru berasal dari kata jiwa yang memiliki arti seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan dan kata baru yang memiliki arti belum pernah ada dilihat sebelumnya. Desa Jiwa Baru merupakan hasil merger dua desa yaitu Kurungan Jiwa dan Baru Lubai.

Desa Pagar Gunung

Berdasarkan hasil penelitian, secara kasat mata di desa ini tidak terlihat keberadaan Gunung, karena desa ini didirikan pada dataran rendah yang rata. Para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya yang bertempat tinggal disini, aman dan nyaman.

Desa Kota Baru

Berdasarkan hasil penelitian, walaupun Kota Baru hanya sebuah desa tapi masyarakatnya telah berinteraksi sosial gaya perkotaan, seperti cara berpakaian, cara komunikasi seperti masyarakat yang bertempat tinggal di perkotaan.

Desa Beringin

Berdasarkan penelitian, bahwa pohon Beringin banyak tumbuh didekat sungai Lubai, tumbuh liar dan tidak dipelihara. Para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya yang bertempat tinggal disini merasa kesejukan hati, laksana berteduh dibawah pohon Beringin.

Desa Aur

Berdasarkan hasil penelitian, jika kata Aur ditambah huruf a menjadi Aura, maka menurut ilmu Fengshui adalah suatu energi yang tidak nampak dengan mata, namun ada dialam ini. Aura terdiri dari Aura Positif dan Aura Negatif. Jika kata Aur huruf u diganti menjadi i, maka akan dibaca menjadi Air. Para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya, ingat bahwa keberadaan desa ini dekat dengan batanghari Lubai.

Desa Air Asam 

Berdasarkan penelitian, bahwa didekat desa ini ada sebuah sungai bernama batang hari asam. Nama desa ini nama sungai yang berada didekat desa tersebut. 

Desa Menanti 

Berdasarkan penelitian, nama ini diambil dijadikan nama sebuah desa, dikarenakan para tokoh yang mendirikannya desa tersebut bermaksud, setelah lama menanti terbentuk sebuah desa definitif, akhirnya penantian itu terwujud. Desa merupakan pemekaran dari desa induk Beringin.

Desa Pagar Dewa 

Berdasarkan penelitian, nama desa ini berasal dari kata Pa·gar adalah yang digunakan untuk membatasi mengelilingi, menyekat pekarangan, tanah, rumah, kebun dan arti kata De·wa adalah roh yang dianggap atau dipercayai sebagai manusia halus yang berkuasa atas alam dan manusia.

Desa Karang Agung 

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya yang bertempat tinggal disini mempunyai keteguhan hati laksana Batu Karang dan mempunyai tatanan masyarakat yang mulia.

Desa Prabu Menang

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini, berharap desa ini akan melahirkan putra-putri yang selalu unggul atau sukses meraih cita-citanya.

Desa Lecah 

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini mufakat memberi nama Lecah, melihat pada pendirian desa ini kondisi tanah yang berair atau berlumpur. Karena desa ini sesungguhnya merupakan pengembangan dari suatu tempat tinggal para petani Karet, berasal dari beberapa desa sipanjang aliran batanghari Lubai.

Desa Suka Merindu 

Berdasarkan penelitian, bahwa para tokoh yang mendirikan desa ini mengharapkan bahwa para penduduk desa yang pergi jauh merantau, akan selalu mengingat desa tempat kelahirannya. desa selalu terkenang dihati dan suka membuat hari rindu ingin pulang.

Desa Lubai Makmur

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini, bermufakat memberi nama desa ini dengan nama sungai yang melintas yaitu batanghari Lubai. Penduduk yang bertempat tinggal di desa ini, penuh dengan kesejahteraan, sehingga hidupnya makmur. Karena kalau sudah makmur pasti sejahtera, dan tidak mungkin sejahtera kalau tidak makmur.

Desa Lubai Persada

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini, bermufakat memberi nama desa ini dengan nama sungai yang melintas yaitu batanghari Lubai. Dengan harapan walapun desa ini baru, namun mempunyai wilayah yang diakui keradaannya oleh masyarakat yang tinggal disepanjang aliran batanghari Lubai.

Desa Mekar Jaya 

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini, berharap desa ini akan berkemban laksana bunga sedang mekar nan indah dipandang mata, jaya selalu kehidupan masyarakatnya. Adapun maksud menggunakan nama desa dengan kata Mekar untuk mengingatkan pada generasi selanjut bahwa ini merupakan hasil dari pemekaran desa di wilayah kecamatan Lubai.

Desa Sumber Mulya 

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini berharap, desa ini akan memberikan kepada penduduknya sumber pendapatan untuk mendukung kehidupan yang mulia, atau nama ini di adopsi dari asal usul masyarakatnya sebelum berdomisli disini.

Desa Karang Mulya

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya yang bertempat tinggal disini mempunyai keteguhan hati laksana Batu Karang dan mempunyai tatanan masyarakat yang berbudi mulia. Berdasarkan penelitian, bahwa desa ini terletak tidak terlalu dari desa tua di wilayah lubai yaitu Karang Agung. Maka nama desa ini mengambil nama depan yaitu Karang.

Desa Karang Sari

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini berharap para penduduknya yang bertempat tinggal disini mempunyai keteguhan hati laksana Batu Karang dan mempunyai tatanan masyarakat yang baik laksana sari bunga. Berdasarkan penelitian, bahwa desa ini terletak tidak terlalu dari desa tua di wilayah lubai yaitu Karang Agung.

Desa Sumber Asri 

Berdasarkan penelitian, para tokoh yang mendirikan desa ini berharap mendapatkan keindahan dalam tatanan kehidupan masyarakatnya, menjadi sumber kehidupan dari masyarakat yang bertempat tinggal disini.


Demikian, sekilas arti nama desa-desa di Lubai. Tulisan bukanlah merupakan kajian ilmiah, untuk mencari kebenaran suatu fakta dilapangan, melainkan hanya persepsi penulis belaka, dan tanpa ada maksud tertentu. Ucapan permohonan maaf penulis kepada para pejabat dilingkungan kecamatan Lubai dan Lubai Ulu yaitu : Bapak camat beserta Staf, Para Kepala desa se kecamatan Lubai dan Lubai Ulu, Para kepala dusun, Tohoh masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Adat se kecamatan Lubai, apabila didalam tulisan ini, ada kata yang berkurang berkenan dan terdapat silang pemahaman.


TENTANG DESA AIR ASAM



Desa Air Asam adalah bagian dari sejarah desa sukamerindu. Karna desa air asam dulunya adalah bagian dari wilayah desa sukamerindu. Dulu desa air asam adalah sebuah wilayah yang penduduknya sedikit hanya terdiri dari beberapa rumah saja . kini air asam semakin berkembang penduduknya .. Dulu hanyalah sebuah talang yang dulunya di sebut dusun talang ae masam atau dusun 4 desa sukamerindu. seiring perubahan masa, Yang tadinya sebuah talang. Air asam mengusulkan dan meminta kepada pemerintah agar dusun air asam di jadikan sebuah desa baru karena tempatnya yang jauh dari pemerintahan desa dan ketidak merataan pembangunan akibat terisolir. Dan akhirnya usulan tersebut di Terima oleh pemerintah dan jadilah dusun ini menjadi sebuah desa baru . Akhirnya wilayah sukamerindu di pecah menjadi dua desa yaitu desa sukamerindu dan desa air asam dan desa air asam di resmikan menjadi desa baru pada tahun 2008 silam. Sejarah kenapa di sebut desa air asam. Yaitu waktu itu ada puyang yang berkebun disana saat itu musim kemarau panjang. saat berkebun disana , puyang tersebut kesulitan mencari air untuk di minum padahal sangat haus karna lelah berkebun..sungai-sungai kecil pada kering kerontang  . Mencarilah kesana kemari mengelilingi daerah di sana.. Sehingga rasa di bibir terasa asem karena semakin lelah mencarinya.. Ketemula air yg tersisa di sungai kecil seperti ngenangan air kecil yang tidak mengalir lagi.. Dan di minumlah air itu ternyata airpun terasa asam oleh puyang tersebut ketika di minum sehingga kisah ini di jadikan sebuah nama tempat untuk tanda daerah disana... Air Asam mempunyai kode wilayah menurut kemendagri 16.03.14.2020. Sedangkan kodeposnya adalah 31173. Ada juga yang mengatakan bahwa asal nama desa air asam berasal dari nama sungai yang di dekat desa tersebut yaitu sungai air asam. 

1.PEMBUKAAN JALAN PRODUKSI AIR MANAU Bangunan Tahun 2022 Keterangan Nama Kegiatan Pembuka...